Press Release: Kuota Pekerja Penyandang Disabilas Bukan Sekedar Angka
Dalam rangka Harlah Pertama, Terala Foundation (TERALA)[1] menyelenggarakan gelar wicara dengan tema “Berdaya Bersama Mewujudkan Inklusif Disabilitas Dunia Kerja” pada Sabtu, 20 Mei 2023 di Kafe Sunyi, Jakarta Selatan. Kegiatan ini menghadirkan narasumber Kikin Tarigan (Komisioner Komisi Nasional Disabilitas), Erry Tri Merryta (Direktur MUC Consulting) Mario Gultom (CEO Kafe Sunyi).
Pembicara pertama, Kikin Tarigan menyampaikan bahwa meskipun Undang-undang No 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas mengamanatkan minimal satu persen kuota disabilitas untuk perusahaan dan dua persen untuk BUMN dan BUMD. Hal ini sepatutnya diimbangi dengan memastikan pekerja disabilitas layak, professional dan berkualitas. Juga agar dunia usaha berupaya menciptakan lingkungan kerja yang menerapkan prinsip kesetaraan, non diskriminasi yang tidak menghambat pekerjanya untuk produktif. Sehingga dapat berpartisipasi mendukung kinerja perusahaan. Menurutnya, TERALA sangat berperan penting membantu pemerintah dan pebisnis dalam mewujudkan situasi ini melalui program- program yang telah diberikan walaupun baru setahun berjalan. Dunia bisnis harus menyambut baik upaya ini. Komisi Nasional Disabilitas sadar tidak bisa langsung menjangkau dunia usaha, karena berperan sebatas pengawasan.
Selanjutnya Erry Merryta membagikan pengalaman mempraktikkan lingkungan kerja yang terbuka bagi disabilitas. Beliau menyampaikan bahwa niilai yang dibangun oleh perusahaan adalah human capital yang lebih berfokus potensi karyawan bukan keterbatasan yang dimiliki. Perusahaannya yang bergerak di bidang jasa keuangan dan perpajakan saat ini mempekerjakan lima orang disabilitas dengan ragam disabilitas fisik dan psikososial. Tekannya, “Tidak ada kendala yang berarti dalam menjalankan bisnis, Meskipun penyesuaian harus dilakukan sepertipada lingkungan fisik kantor, serta memampukan seluruh karyawan memiliki ketrampilan berkomunikasi yang lebih inklusif.”
Kesempatan ketiga, Mario Gultom menceritakan perjalanan Kafe Sunyi yang semula merupakan sekolah barista dengan target penyandang disabilitas. Dengan kesadaran akan keberlanjutan bagi kesejahteraan disabilitas yang sudah cakap, Mario kemudian memilih pengembangan bisnis dengan membuka kafe yang akomodasinya layak untuk disabilitas bekerja juga berkunjung ke kafe. “Tantangan yang saya temui adalah pada alat kopi yang ada bukan dikhususkan bagi pengguna atau barista dengan disabilitas. Seringkali saya medorong vendor membuat penyesuaian pada alat kopinya. Namun itu sulit” katanya menegaskan,
Selain para narasumber, Shally Pristine dari GRAB Indonesia mensosialisasikan fasilitas Ruang Setara yang bisa diakses gratis bagi organisasi dengan misi pemberdayaan disabilitas. GRAB juga ikut mendukung acara ini dengan memberikan voucher pada pengunjung acara dengan disabilitas.
Acara diakhiri dengan workshop singkat tentang Budaya Tuli dan belajar alpabet BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia). Semua peserta mengikuti Bunga (disabilitas tuli dari Kafe Sunyi) yang memberikan arahan di depan. Menarik dan mengharukan sekali menyaksikan penyandang disabilitas netra juga bisa memahami disabilitas tuli berkomunikasi sehari-hari. Semua peserta yang hadir adalah penerima beasiswa TERALA baik pelatihan vokasional maupun sedaring non vokasional, relawan tutor ahli, perusahaan inklusif memberikan kesannya mengikuti acara di papan harapan kesuksesan dan keberlanjutan TERALA.
Semoga acara ini dapat memotivasi penyandang disabilitas dan pelaku dunia usaha semakin berperan dan berpartisipasi mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih inklusif.
Jakarta, 20 Mei 2023
Salam hangat,
Terala Foundation
Media sosial:
Instagram: Terala Foundaton
Facebook: Terala Foundaton
Kontak: Lystia 0811-1548-665
Email: info@terala.or.id